- News
Al-Faw Dinobatkan Sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO ke-8 Arab Saudi
Al-Faw dikenal dengan kekayaan berbagai peralatan kuno, pahatan batu, rute perdagangan, sistem pengelolaan air purba, dan masih banyak lagi.
Al-Faw telah secara resmi diakui sebagai salah satu tambahan terbaru dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
Pencantuman Al-Faw ke dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO berada di bawah Properti Budaya kategori Properti Budaya.
Area arkeologi 650 kilometer barat daya Riyadh ini mendapatkan pengakuan tersebut pada tanggal 3 Agustus, hari Sabtu.
Untuk menemukan Al-Faw, pengunjung harus pergi ke puncak pegunungan Tuwaiq dan makanan penutup Empty Quarter.
Lebih penting lagi, tempat ini juga menjadi rumah bagi sekitar 12.000 peninggalan arkeologi.
Ini membentang dari era prasejarah hingga akhir era pra-Islam, menjadi saksi dari tiga populasi manusia yang berbeda.
Peradaban kuno dan rute perdagangan
Menambah ketertarikan pada kekayaan arkeologi Al-Faw adalah berbagai alat paleolitik dan neolitik, ukiran batu, dan lambang pemakaman.
Penemuan lainnya termasuk gunung Khashm Qaryah, sistem pengelolaan air kuno, dan kota kuno Qaryat Al-Faw.
Selain itu, peradaban kuno juga pernah tinggal di sana, sejak 6.000 tahun yang lalu.
Menurut UNESCO, Al-Faw memainkan peran penting dalam rute perdagangan kuno di Jazirah Arab.
Namun, para pedagang tiba-tiba meninggalkannya sekitar abad kelima.
Selain itu, UNESCO menjelaskan bahwa orang-orang yang dulunya tinggal di Al-Faw memiliki kemampuan artistik yang luar biasa.
Selain itu, daerah ini juga memiliki jalan yang dulunya digunakan sebagai jembatan kafilah perdagangan.
Wisatawan yang tertarik dapat menginap di penginapan tradisional di dekat Al-Faw.
Penginapan ini menampilkan dekorasi lokal, masakan, dan berbagai kegiatan budaya.
Perhentian lain yang bisa dikunjungi wisatawan saat mengunjungi Al-Faw adalah Diriyah dan At-Turaif, situs Warisan Dunia UNESCO.
Al-Faw: Melestarikan identitas dan warisan nasional
CEO Komisi Warisan Saudi mengatakan, “Penambahan Al-Faw ke dalam daftar UNESCO merupakan bukti signifikansi sejarah dan budaya kerajaan. Ini menyoroti komitmen kami untuk melestarikan dan mempromosikan warisan kami.”
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Saudi dan Komisi Kerajaan untuk Gubernur AlUla, Pangeran Badr bin Farhan, menganggapnya sebagai kemenangan Visi 2030.
“Akar sejarah Kerajaan yang mendalam dan peran utamanya dalam melestarikan warisan manusia global, selaras dengan Visi Saudi 2030, yang menekankan pentingnya identitas dan warisan nasional,” katanya.
Selain itu, ia juga mencatat bahwa Arab Saudi memahami pentingnya melestarikan Al-Faw dan mengedukasi dunia tentang hal tersebut.
Tentang UNESCO
Saat ini, terdapat delapan Situs Warisan Dunia UNESCO lainnya di Arab Saudi selain Al-Faw.
Ini termasuk Al-Hijr (2008), At-Turaif di Diriyah (2010), Jeddah yang Bersejarah (2014), dan Seni Rupa Batu di Wilayah Hail (2015).
Situs lainnya adalah Oasis Al-Ahsa (2018), Kawasan Budaya Hima (2021), dan Kawasan Lindung Uruq Bani Maarid (2023).
UNESCO adalah singkatan dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Organisasi ini memiliki kantor di 54 negara dan menyediakan lapangan kerja bagi 2.300 orang.
Penting untuk dicatat bahwa UNESCO menjaga lebih dari 2.000 situs Warisan Dunia UNESCO dan jaringan kota kreatif, pembelajaran, inklusif, dan berkelanjutan.
UNESCO juga mengawasi 13.000 sekolah terkait, lembaga pelatihan dan penelitian, serta universitas.
Sejalan dengan hal ini, pelamar Situs Warisan Dunia UNESCO harus memberikan “nilai universal yang luar biasa”.
Oleh karena itu, mereka juga harus memenuhi setidaknya satu dari 10 kriteria seleksi. Foto: X/MOCHeritage