Riyadh Air Meluncurkan Pesawat Listrik Pertama di Arab Saudi
Investasi Riyadh Air dalam armada listrik menunjukkan komitmennya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Ringkasan Artikel:
- Maskapai penerbangan global baru Arab Saudi dengan layanan penuh, Riyadh Air, telah meluncurkan armada pelatih listrik pertama di kerajaan tersebut dengan 47 kursi.
- Investasi ini menggarisbawahi komitmen maskapai untuk mencapai 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), karena maskapai ini telah menandatangani Global Compact PBB pada awal tahun 2024.
Riyadh Air baru-baru ini meluncurkan armada pesawat listrik pertama Kerajaan Arab Saudi.
Penambahan terbaru pada maskapai penerbangan negara ini mengumumkan berita tersebut pada hari Minggu, 11 Agustus.
Gerbong listrik berkapasitas 47 kursi ini akan digunakan untuk mengangkut para karyawan maskapai tersebut.
Riyadh Air dan Perusahaan Solusi Transportasi Nasional (NTSC) menjalin kerja sama untuk mewujudkan inisiatif tersebut.
NTSC, anak perusahaan dari Petromin Corporation, adalah perusahaan otomotif dan transportasi Saudi yang menyediakan solusi armada komersial dan pribadi.
Komitmen Riyadh Air terhadap keberlanjutan
Sebelumnya pada tahun 2024, maskapai ini telah mendaftar untuk Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa.
UN Global Compact merupakan inisiatif sukarela yang berupaya untuk “menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan universal.”
Selain itu, juga berupaya untuk mendukung tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Investasi pelatih listrik Riyadh Air menunjukkan komitmennya untuk mencapai 17 tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Secara khusus, ini termasuk
1) tidak ada kemiskinan,
2) tidak ada kelaparan,
3) kesehatan dan kesejahteraan yang baik, dan
4) pendidikan yang berkualitas.
Tujuan selanjutnya adalah
5) kesetaraan gender,
6) air bersih dan sanitasi, dan
7) energi yang terjangkau dan bersih.
Tujuan-tujuan berikutnya adalah
8) pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi;
9) industri, inovasi, dan infrastruktur; dan
10) mengurangi ketidaksetaraan.
Selanjutnya adalah
11) kota dan masyarakat yang berkelanjutan,
12) konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab,
13) aksi iklim, dan
14) kehidupan di bawah air.
Terakhir, tiga tujuan yang tersisa adalah
15) kehidupan di darat;
16) perdamaian, keadilan, dan kelembagaan; dan
17) kemitraan untuk mencapai tujuan.
Mengimbangi jejak lingkungan
CEO Riyadh Air, Tony Douglas dan CEO Petromin Corporations Group, Kalyana Sivagnanam, hadir dalam acara peluncuran armada tersebut.
Demikian pula, CEO Petromin National Transportation Solutions Company, Gary B. Flom, juga hadir dalam acara peresmian tersebut.
Douglas mengatakan, “Setiap upaya yang kami lakukan untuk memperjuangkan praktik-praktik berkelanjutan sangat penting dalam perjuangan bersama melawan perubahan iklim.” “Keberlanjutan tertanam dalam DNA kami dan kami akan merefleksikan hal ini di seluruh operasi Riyadh Air, mulai dari mengelola efisiensi bahan bakar di udara hingga mengurangi emisi karbon di darat,” tambahnya.
“Berinvestasi dalam pesawat listrik hanyalah salah satu inisiatif awal yang dapat kami perkenalkan untuk mengimbangi jejak lingkungan kami karena kami menunjukkan bahwa kami akan menjadi yang terdepan dalam membantu mencapai agenda nol-nol global industri penerbangan.”
Sementara itu, Sivagnanam mengatakan, “Kami bangga dapat menjalin kemitraan untuk mobilitas berkelanjutan dengan Riyadh Air dan berkontribusi dalam upaya mereka untuk mencapai tujuan keberlanjutan. Ini adalah maskapai penerbangan yang luar biasa dengan tanggung jawab lingkungan yang tertanam dalam DNA mereka.”
Tentang Riyadh Air dan kemitraannya dengan Delta
Riyadh Air adalah maskapai penerbangan global baru Arab Saudi dengan layanan penuh.
Maskapai ini akan memulai penerbangan penumpang pada tahun 2025.
Pada bulan Juli, Delta Air Lines mengumumkan kemitraannya dengan Riyadh Air untuk mengoperasikan penerbangan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi.
Terlepas dari konektivitas yang lebih baik, kerja sama ini juga memungkinkan peluang pertumbuhan di masa depan dan opsi penerbangan tambahan antara kedua negara. Foto: X/Maaal Economy News